“Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu.
Engga tau kalo sore. Tunggu aja.”
(Dilan, oleh Pidi Baiq)
---
Akhirnya baca
juga novel Dilan, walaupun novelnya juga minjem temen. Telat ya? Sebenernya punya
sih ebook-nya dan udah di-download dari kapan tau. Tapi, menurut
teori April, ebook di-download hanya untuk sekedar punya aja
biar ngga penasaran—terutama ebook
kuliah.
Gue suka
baca Dilan, karena gaya bahasanya beda aja dari buku-buku yang pernah gue baca.
Ringan banget—bisalah dibaca dalam waktu 5 jam. Ngomong-ngomong, buku ini
mengingatkan gue akan diary gue jaman
SD wakaka. Kenapa? Karena buku ini ditulis dari sudut pandang orang pertama,
yaitu Milea, yang sedang menuliskan kisahnya bersama seseorang namanya Dilan
saat SMA. Jadi kayak diary gitu
nulisnya. Jujur banget.
“Dilan gak ada. Dilan jarang ke kantin. Aku sendiri juga heran. Kalau benar dia sedang mengejarku, kenapa tidak pernah ke kantin untuk bertemu denganku?”
(Bab 5, halaman 58)
Sumpah, gue
pernah nulis hal yang sama persis dengan kutipan di atas di diary gue waktu SD. Kecuali part yang “dia
sedang mengejarku” sih…
Semua orang
bilang Dilan itu laki-laki idaman: ganteng, humoris, pinter, unik, dan bad boy tapi baik (?)—which is sangat tidak realistis.
Omongan
Dilan ke Milea itu sweet walaupun kadang
gue suka mikir “apaansiii”. Tapi, menurut gue omongan Dilan itu terasa sweet tergantung dari gimana lo bayangin
Dilan: kalo lo bayangin Dilan itu bad boy
yang ganteng dan cool, lo mungkin
akan mikir omongan dia itu sweet; coba
lo bayangin Dilan itu bad boy alay
yang seneng godain mba-mba yang lewat—bukannya sweet malah gatel-gatel.
Tapi bener
sih kalo dipikir-pikir, omongan Dilan itu macem omongan remaja alay yang lagi
godain cewek, dan omongan Milea itu kayak tulisan remaja alay di buku diary-nya. Bukan berarti gue ngga suka novel ini, justru itu yang bikin novel
ini unik dan enak dibaca. Salah seorang temen gue bahkan bilang kalo sosok
Dilan itu ngangenin dan bikin jatuh cinta.
BTW, gue
heran kenapa perempuan cenderung suka sama laki-laki bad boy yang baik (?). Temen gue pernah bilang, kalo laki-laki kayak begitu keren aja karena dia berandal sekaligus tidak lupa sama Allah hahaha. Sebenarnya kata “bad boy yang baik” itu definisinya apa coba…
Intinya sih, novel ini recommended banget buat lo yang pengen tau sweet-nya pacaran di tahun 90-an, dan gombalan pria jaman dahulu kala.
---
Sumber gambar: https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/hai-id-assets/media/article_image/cover/original/56208-5-fakta-dilan-dan-milea-buku-laris-dari-pidi-baiq.jpg
Naiss.....
ReplyDelete